PERKEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN NGAWI TAHUN 2000-2013

  • VIVIT KHASANATU ROHMAH

Abstract

Abstrak

Era otonomi daerah yang dimulai tahun 2000 dan dimantapkan tahun 2004 memberikan kesempatan daerah untuk mengembangkan potensi daerah masing-masing sesuai kebutuhan daerah. Salah satunya adalah pengembangan potensi wisata. Pariwisata juga merupakan sarana media pengenalan budaya daerah dan objek wisata alam Ngawi. Pengenalan objek wisata keluar daerah dapat menambah kunjungan wisata dan memicu adanya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Kabupaten Ngawi merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi wisata menarik dan layak untuk dikembangkan.

Pariwisata Ngawi sebelum adanya kebijakan otonomi daerah sudah membuka tujuh objek wisata. Dalam rangka pengembangan pariwisata Ngawi berdasarkan otonomi daerah, Pemerintah Kabupaten Ngawi mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain; menyusun Rencana Jangka Menengah, membentuk Dinas Pariwisata tahun 2008, menyusun Rencana Strategis, menyusun Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi tentang retribusi, membentuk Unit Pelayanan Teknis (UPT) di tempat wisata Pemandian Tawun pada tahun 2013, mencanangkan Tahun Kunjungan Wisata Ngawi 2012 (Visit Ngawi 2012), menyusun Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) untuk menggali potensi pariwisata, bekerjasama dengan pihak swasta dalam pengembangan wisata Pemandian Tawun, dan melaksanakan kebijakan pemerintah pusat yaitu Program Sapta Pesona. Berdasarkan kebijakan yang telah dikeluarkan pariwisata Kabupaten Ngawi semakin berkembang dengan membuka sepuluh objek wisata baru yang diikuti dengan penambahan dan pengembangan sarana prasarana objek wisata, seperti akomodasi, restoran, transportasi, fasilitas objek wisata, dan akses jalan.

Pariwisata di Kabupaten Ngawi mempunyai kontribusi terhadap peningkatan (PAD) yang berasal dari adanya pemungutan retribusi di tempat wisata. Pariwisata juga berperan penting dalam pengembangan ekonomi masyarakat sekitar objek wisata. Tambahan pendapatan tersebut didapat dari hasil pembukaan kios, warung dan jasa parkir swasta dan jasa penyewaan perahu. Kegiatan pariwisata juga membawa dampak negatif, antara lain kerusakan fasilitas objek wisata, menurunnya kebersihan yang dapat menyebabkan kerugian pada pengelola dan investor.

 Kata kunci : pengembangan, pariwisata, ekonomi

Published
2014-08-20
Abstract Views: 29
PDF Downloads: 175