STUDI DESKRIPTIF PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

  • ISWATIN KHASANAH
  • AGUS SUPRIJONO

Abstract

Programme for International Student Assessment (PISA) menyebutkan bahwa hasil studi tahun 2009 menempatkan peserta didik Indonesia pada peringkat bawah 10 besar dari 65 negara peserta PISA. Sedangkan Global Institute menunjukkan hanya 5% peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tingkat tinggi, sedangkan peserta didik dari Korea mencapai 71%. Perkembangan zaman, menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang mampu berdaya saing, salah satunya dapat dilakukan dengan pembelajaran yang mendorong pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah rancangan pembelajaran guru dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik; (2) Apakah pelaksanaan pembelajaran guru telah mengarah pada pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik; dan (3) Apakah evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru telah mengarah pada pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian didapatkan bahwa rancangan pembelajaran dalam bentuk RPP sudah mengarah dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, dengan persentase kelayakan RPP SMAN 13 Surabaya sebesar 74% dan SMAN 16 Surabaya sebesar 76%. Pelaksanakan pembelajaran telah mengarah pada pengembangan kemampuan berpikir kritis. Dan untuk soal evaluasi pembelajaran, keduanya dapat digunakan tanpa revisi dengan persentase kelayakan SMAN 13 Surabaya sebesar 80% dan SMAN 16 Surabaya sebesar 85,71 %. Meskipun begitu, secara keseluruhan substansi soal evaluasi keduanya belum mengarah pada berpikir kritis. Soal evaluasi SMAN 13 Surabaya, hanya memberikan stimulan sampai tingkat mengingat, memahami dan mengevaluasi dengan 26 soal pilihan ganda (74,28%) termasuk dalam aspek interpretasi berpikir kritis Facione. Sedangkan soal evaluasi SMAN 16 Surabaya, hanya memberikan stimulan sampai tingkat memahami dan menjelaskan dengan 16 soal pilihan ganda (64%) termasuk dalam aspek interpretasi, analisis, dan inferensi berpikir kritis Facione. Kata Kunci: Rancangan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, Berpikir Kritis
Published
2020-01-29
Section
Articles
Abstract Views: 57
PDF Downloads: 35