WISATA RELIGI KOMPLEK MAKAM GUS DUR TAHUN 2009-2017

  • SELLA MAHARDIKA DEWI
  • SEPTINA ALRIANINGRUM

Abstract

KH. Abdurrahman Wahid yang akrab dengan panggilan Gus Dur lahir pada 07 September 1940, beliau lahir dan besar dari keluarga ulama besar. Gus Dur merupakan tokoh yang disegani oleh masyarakat dari berbagai golongan, bagi kaum minoritas Gus Dur adalah sosok pahlawan. Gus Dur meninggal pada 30 Desember 2009, di makamkan di makam keluarga di Pesantren Tebuireng Jombang. Semenjak adanya Makam Gus Dur di Tebuireng membuat kawasan tersebut menjadi ramai dikunjungi para peziarah dan menjadi tempat wisata religi. Penelitian ini menarik karena akan membahas tentang faktor-faktor makam Gus Dur menjadi destinasi wisata religi, perkembangan wisata religi Makam Gus Dur dan dampak dari keberadaan Makam Gus Dur dirasakan oleh masyarakat.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini mengambil rumusan masalah yaitu Faktor apa saja yang menyebabkan Makam Gus Dur menjadi destinasi wisata religi baru di Jombang, bagaimana perkembangan wisata religi Makam Gus Dur antara tahun 2009-2017, dan bagaimana dampak keberadaan wisata religi Makam Gus Dur terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang mempunyai 4 langkah. Langkah pertama adalah Heuristik, yaitu mencari dan mengumpulkan sumber yang terkait dengan wisata religi Makam Gus Dur tahun 2009-2017, sumber primer didapat dari narasumber yaitu hasil wawancara dan dokumentasi. Untuk sumber sekunder diperoleh dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Jombang dan buku penunjang tentang Gus Dur. Kritik merupakan tahapan untuk melakukan pengujian terhadap sumber primer dan dan sekunder. Interpretasi adalah tahapan untuk mencari keterkaitan antara satu sumber dengan sumber yang lain yang ada, sehingga dapat diperoleh fakta sejarah tentang Wisata Religi Makam Gus Dur Tahun 2009-2017. Historiografi adalah tahap penulisan sejarah yang sesuai dengan data yang diperleh berkaitan dengan Wisata Religi Makam Gus Dur.Hasil dari penelitian adalah, kawasan Tebuireng ramai dikunjungi setelah Gus Dur dimakamkan di wilayah tersebut. Masyarakat yang berziarah ke makam Gus Dur mempercayai beliau adalah wali kesepuluh. Setelah masyarakat tersebut ramai dikunjungi peziarah, pedagang mulai menetap dan berdagang di kawasan Tebuireng sehingga kawasan tersebut dijadikan wisata religi. Wisata religi Makam Gus Dur semakin berkembang dengan adanya pembangunan fasilitas pendukung untuk kenyamanan peziarah yang di lakukan Pemerintah Kabupaten Jombang dan pengurus mulai tahun 2009-2017. Adanya wisata religi Makam Gus Dur memberikan dapak berupa sosial, budaya, ekonomi, dan agama. Dampak yang menonjol adalah perubahan mata pencaharian masyarakat. Perkembangan wisata religi Makam Gus Dur tidak di imbangi dengan sifat kooperatif pihak Pengurus makam terhadap masyarakat sekitar.Kata Kunci : Dampak, wisata religi, Makam Gus Dur, Tebuireng
Published
2020-07-08
Section
Articles
Abstract Views: 247
PDF Downloads: 717