DAMPAK PENERAPAN P5 TEMA KEARIFAN LOKAL TERHADAP IDENTITAS NASIONAL SISWA MADURA DI KELAS XI SMAN 4 BANGKALAN

Abstract

Identitas kedaerahan suku Madura yang keras dan kasar dianggap sebagai deskripsi dari generalisasi jati diri individual atau komunal etnis Madura dalam berperilaku dan berkehidupan. Identitas kedaerahan kemudian menjadi masalah besar ketika setiap suku kehilangan makna serta entitas dari Identitas nasional dan lebih mengedepankan identitas kedaerahan. Masalah yang berkaitan dengan sentiment etnisitas di Bangkalan Madura tidak hanya terjadi pada kalangan orang dewasa suku Madura, mirisnya ini sampai menjalar di kalangan pelajar SMA Bangkalan. Profil pelajar pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yakni peserta didik dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memaparkan hasil dari dampak penerapan P5 tema kearifan lokal terhadap identitas nasional siswa Madura di kelas XI SMAN 4 Bangkalan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berpegang pada teori psikososial Emile Durkheim (1983). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan yang positif dan signifikan yang dibuktikan melalui hasil wawancara, observasi maupun kuisioner secara kesuluruhan baik di kelas XI-5 dan kelas XI-6 dengan teoori psikososial emile Durkheim, rasa memiliki terhadap wilayah tertentu, rasa keterikatan dalam memiliki hubungan yan erat dengan wilayah tertentu, rasa pengakuan serta identifikasi yang disengaja terhadap suat wilayah tertentu, serta rasa aktif telibat untuk wilayah tertentu. Apabila dibandingkan antara keduanya (kelas XI-5 dan XI-6) tidak ditemukan adanya perbedaan, hal ini juga diperkuat dengan hasil kuisioner siswa secara keseluruhan yang menghasilkan kategori baik sehingga dapat disimpulkan teori psikososial tersebut valid.

Kata Kunci : Identitas nasional, Identitas kedaerahan, suku Madura, Profil pelajar pancasila, Kurikulum Merdeka