Komunitas Elite Eropa di Surabaya tahun 1870-1942
Keywords:
Komunitas elite Eropa, kebudayaan, gaya hidupAbstract
Keberadaan golongan elite Eropa di Surabaya telah berpengaruh pada kehidupan sosial budaya masyarakat semasa kolonial. Golongan elite Eropa sendiri biasa menghabiskan waktu untuk berlibur setelah bekerja maupun di hari libur dengan bepergian ke berbagai tempat hiburan seperti hotel, restoran, bioskop, dan juga berkumpul bersama di gedung khusus yang disebut dengan soos. Soos sendiri sebagai tempat golongan elite Eropa berkumpul untuk menghabiskan waktu dengan berpesta, acara makan malam, bermain kartu ataupun billiard, dan berbagai aktivitas yang menunjukkan gaya hidup ala Barat. Metode penelitian yang digunakan ada empat tahapan yakni heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan keberadaan komunitas elite Eropa mengubah tatanan stratifikasi sosial masyarakat Surabaya akibat adanya segregasi etnis yang dijalankan oleh pemerintah kolonial sebagai salah satu bentuk dominasi kekuasaan di Hindia Belanda. Beberapa komunitas elite Eropa yang terkenal di Surabaya sepanjang tahun 1870-1942 yakni ada Concordia Societeit, Marine-Modderlust, De Club, Deutscher Verein, dan Simpangsche Societeit.
Downloads
References
DAFTAR PUSTAKA
A. Koran dan Surat Kabar
Bataviaasch Nieuwsblad, 12 Januari 1935
De Indische Courant, 21 Desember 1928
De Indische Courant, 08 Agustus 1933
De Indische Courant, 09 Agustus 1933
De locomotief, 25 Februari 1927
De locomotief, 07 Maret 1932
De Sumatra Post, 17 November 1914
Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië, 30 Mei 1914
B. Jurnal dan Penelitian
Afifah, S. L., & Niwandhono, P. (2018). Perkembangan Restoran Eropa Di Surabaya: Grimm & Co dan Hellendoorn Tahun 1888-1930. Verleden, 13(2), 157–167.
Basundoro, P. (2012). Population and inter-ethnic relations in the city of surabaya during the colonial period. Paramita, 22(1), 10.
Elok, A. M., & Mastuti Purwaningsih, S. (2024). Gaya Hidup Elit Eropa Di Kawasan Toendjoengan Surabaya Tahun 1870-1942. Journal Pendidikan Sejarah Avatara, 15(1).
Groen, P. (2012). Colonial warfare and military ethics in the Netherlands East Indies, 1816–1941. Journal of Genocide Research, 14(3–4), 277–296. https://doi.org/10.1080/14623528.2012.719365
Hoogervorst, T., & Nordholt, H. S. (2017). Urban middle classes in colonial Java (1900-1942): Images and language. Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde, 173(4), 442–474. https://doi.org/10.1163/22134379-17304002
Knight, G. R. (2007). Descrying the bourgeoisie: Sugar, capital and state in the Netherlands Indies, circa 1840-1884. Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde, 163(1), 34–66. http://www.jstor.org/stable/27868342
Nurlitasari, F. P., & Ikaningtyas, D. A. A. (2022). Rijsttafel di Jawa Masa Kolonial Belanda (1900-1942). Kronik: Journal of History Education and Historiography, 6(2).
Samidi. (2017). Surabaya sebagai Kota Kolonial Modern pada Akhir Abad ke-19: Industri, Transportasi, Permukiman, dan Kemajemukan Masyarakat (Surabaya as A Modern Colonial City in the End of the 19 th Century: Industry, Transportation, Housing, and Multiculturalism of Soc. Mozaik Humaniora, 17(1), 157–180. https://e-journal.unair.ac.id/MOZAIK/article/view/6597
Utama, T. R. (2023). Reformasi Pelatihan KNIL Tahun 1938-1942: Persiapan Hindia Belanda Menghadapi Ekspansi Jepang. Journal of Indonesian History, 11(1), 55-64.
Wiretno, W. (2019). Aktivitas Pelesir Orang-Orang Eropa Di Surabaya Masa Kolonial (Abad-20). Sejarah Dan Budaya Jurnal Sejarah Budaya Dan Pengajarannya, 13(1), 12–24. https://doi.org/10.17977/um020v13i12019p012
C. Buku
Dick, Howard, "Surabaya, City of Work: A Socioeconomic History, 1900–2000" (2002). Ohio University Press Open Access Books. 28.
https://ohioopen.library.ohio.edu/oupress/28
Faber, Von GH. (1931). Oud Soerabaia. Soerabaia: NV Boekhandelen Drukkerij H van Ingen Bussum.
Faber, Von GH. (1934). Nieuw Soerabaia, Soerabaia: NV Boekhandelen Drukkerij H van Ingen Bussum.
Kota-Kota di Jawa: Identitas, Gaya Hidup, dan Permasalahan Sosial. (2010) Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Kuntowijoyo, D. R. (2005). Pengantar ilmu sejarah. Bentang Pustaka.
„modderlust” 1867-1917. (1917), Koninklijk Instituut
Maurik, Justus van, 1846-1904. (1897). Indrukken van een "totok." Indische typen en schetsen. Met +- 200 illustraties naar oorspronkelijke photographische opnamen en naar tekeningen van Johan Brakensiek en W.O.J. Nieuwenkamp. Amsterdam : Van Holkema & Warendorf
Soekiman, D. (2000). Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa, Abad XVIII-medio Abad XX. Indonesia: Yayasan Bentang Budaya.
Soekiman, D. (2011). Kebudayaan Indis; dari Zaman Kompeni Sampai Revolusi. Depok: Komunitas Bambu.
Widodo, Dukut Imam. (2013), Hikajat Soerabaia Tempo Doeloe, Surabaya: Dukut Publishing
D. Sumber Online
Marine Museum den Helder, “Rangen en Standen Door de eeuwen heen,” https://www.marinemuseum.nl/nl/stories/rangen-standen-historie/ (diakses pada 29 Juni 2025)
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Avatara: Jurnal Pendidikan Sejarah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Abstract views: 59
,
PDF Downloads: 42