Representasi Nilai-Nilai Nasionalisme Indonesia Di Tiga Zaman Dalam Film They Call Me Babu
Abstract
Di era globalisasi, arus budaya asing dan pengaruh media massa berpotensi melemahkan semangat nasionalisme khususnya di kalangan generasi muda. Pembelajaran sejarah di sekolah yang cenderung konvensional dan berpusat pada guru menyebabkan keterlibatan siswa menjadi minim sehingga kesadaran kebangsaan mereka menurun. Media pembelajaran seperti film dapat menjadi strategi efektif untuk menanamkan kembali kecintaan terhadap bangsa dan membangun kesadaran nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi nilai-nilai nasionalisme Indonesia di tiga zaman dalam film They Call Me Babu melalui pengalaman tokoh Alima yang hidup pada tiga zaman: penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, dan kemerdekaan Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis semiologi Roland Barthes dan analisis wacana visual Gillian Rose. Data diperoleh melalui studi pustaka dan dokumentasi berupa adegan-adegan film kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data James Spradley. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai nasionalisme yang muncul dapat dikategorikan berdasarkan zamannya. Pertama, nasionalisme embrional pada zaman penjajahan Belanda ditandai oleh kesadaran awal kebangsaan. Kedua, nasionalisme resistensial pada zaman pendudukan Jepang yang mencerminkan kesadaran perlawanan terhadap penjajahan. Ketiga, nasionalisme emansipatoris pada zaman kemerdekaan Indonesia yang menunjukkan kesadaran kemerdekaan serta tanggung jawab kebangsaan dalam mempertahankan kemerdekaan.
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Avatara: Jurnal Pendidikan Sejarah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Abstract views: 0
,
PDF Downloads: 0