Tata Rias Pengantin dan Tradisi Perkawinan Wologoro pada Suku Tengger

Main Article Content

DWI PUTRI ELVITASARI
MUTIMMATUL FAIDAH

Abstract

ABSTRAK

TATARIAS PENGANTIN DAN TRADISI PERKAWINAN WOLOGORO PADA SUKU TENGGER

Nama : Dwi Putri Elvitasari

NIM : 15050634057

Program Studi : S1 Pendidikan Tata Rias

Jurusan : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Fakultas : Teknik

Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya

Pembimbing : Dr. Mutimmatul Faidah, S.Ag, M.Ag

Suku Tengger mempunyai tradisi sendiri dalam melaksanakan upacara perkawinannya, upacara tersebut dinamakan upacara perkawinan wologoro. Upacara ini wajib dilakukan oleh masyarakat suku tengger setelah sah melakukan perkawinan secara agama dan negara, upacara ini dilakukan untuk memperkenalkan mempelai pengantin dan juga meminta restu kepada para dewata dan para leluhur.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripikan bentuk, fungsi dan makna tata rias yang ada pada suku Tengger, dan (2) mendeskripsikan prosesi upacara perkawinan adat wologoro pada suku Tengger dan maknanya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan triagulasi yaitu cross check hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian adalah : (1) bentuk, fungsi, dan makna tata rias pengantin sari Keputren sebagai tata rias khas dari kabupaten Lumajang dan merupakan perkembangan busana dari masyarakat kerajaan majapahit, dan juga hasil dari pengambilan data dilapangan bentuk tata rias yang dikenakan oleh masyarakat Tengger pada saat pernikahan, dan (2) bentuk dan makna prosesi perkawinan adat wologoro yaitu : (a) pasrah manten, (b) ngundang besan, (c) Temu manten, (d) wologoro, dan (e) banten kayopan. Dalam tahap wologoro sendiri juga memilki tahapan atau prosesi yang wajib dilakukan oleh mempelai pengantin dan juga keluarga mempelai pengantin dengan tujuan meminta restu kepada para dewata, danyang banyu, dan juga kepada para leluhur mereka, upacara ini wajib dilakukan oleh masyarakat suku Tengger tidak memandang ras, agama dan kedudukan sosial. Setiap tahapan pada upacara wologoro ini memiliki makna agar kehidupan keluarga mempelai pengantin kedepannya tidak mendapat gangguan dari makhluk dari alam lain, langgeng, dan dapat mendapat restu dari para dewa.

Kata Kunci : Tradisi perkawinan wologoro pada suku Tengger, bentuk, fungsi dan makna.

ABSTRACT

BRIDAL MAKEUP AND WOLOGORO MARRIAGE TRADITIONS OF TENGGER TRIBE

Name : Dwi Putri Elvitasari

NIM : 15050634057

Studies Program : Beauty and Health Department

Major : Home Economic

Fakulty : Engineering

Intitution Name : State University of Surabaya

Supervisor : Dr. Mutimmatul Faidah, S.Ag, M,Ag.

The Tengger tribe has its own tradition in carrying out their marriage ceremonies, the ceremony is called the wologoro marriage ceremony. This ceremony must be carried out by the Tengger tribal community after a legal marriage in religion and country, this ceremony is conducted to introduce the bride and also ask for the blessings of the gods and ancestors.

This research aimed to: (1) describe the configuration, function and meaning of bridal makeup in Tengger tribe, and (2) describe the wologoro traditional marriage ceremony procession of Tengger tribe and its meaning. This type of research is a qualitative descriptive method of collecting data interviews, observation, and documentation. The validity of the data is done by triagulation, that is, cross-checking results of interviews, observations, and documentation.The results of the study are: (1) the configuration, function, and meaning of the sari Keputren bridal as the typical bridal of Lumajang district and are the fashion developments of the Majapahit royal society, and also the results of data collection in the form of bridal makeup worn by the Tengger community at the time of marriage, and (2) the form and meaning of the wologoro traditional marriage procession, namely: (a) bridal resigned, (b) inviting in-laws, (c) Gathering manten, (d) wologoro, and (e) banten kayopan. In the wologoro stage it self also has stages or processions that must be carried out by the bride and bridegrooms family with the aim of asking the blessings of the gods, and the banyu, and also to their ancestors, this ceremony must be performed by the Tengger tribe community regardless of race, religion and social position. Every stage in this wologoro ceremony means that the bride and grooms family life in the future will not be disturbed by creatures from other realms, lasting, and can get the blessing of the gods.

Key words : wologoro marriage traditions of Tengger tribe, configurtion, function, and meaning.

Article Details

Section
Articles