KAJIAN BENTUK DAN MAKNA TATA RIAS TARI BEDHAYA ANGRON AKUNG GAYA PURA PAKUALAMAN DI YOGYAKARTA

Authors

  • Lailla Putri Anggita Dewi Universitas Negeri Surabaya
  • Mutimmatul Faidah Universitas Negeri Surabaya
  • Nia Kusstianti Universitas Negeri Surabaya
  • Sri Usodoingtyas Universitas Negeri Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.26740/jtr.v13n3.64464

Abstract

Bedhaya Angron Akung merupakan tarian sakral dari Kadipaten Pakualaman yang diciptakan oleh Paku
Alam II. Gaya tari Bedhaya Angron Akung merupakan perpaduan antara gaya Yogyakarta dan Surakarta,
yang dikenal sebagai gaya Pura Pakualaman. Tarian ini mengisahkan pernikahan Raden Panji Inu Kertapati
dengan Dewi Sekartaji. Penelitian ini bertujuan mengkaji bentuk serta makna dari tata rias, tatanan rambut,
busana, dan aksesoris yang digunakan dalam tarian tersebut. Pendekatan deskriptif kualitatif melalui
wawancara dan observasi terhadap narasumber yang ahli di bidang tata rias dan seni tradisional
menunjukkan bahwa setiap elemen tarian, seperti tata rias wajah Paes Ageng, tatanan rambut, busana, dan
aksesoris, memiliki makna filosofis yang mendalam, erat kaitannya dengan nilai-nilai spiritual dan budaya
Jawa. Penelitian ini menegaskan bahwa Tari Bedhaya Angron Akung tidak hanya sekadar pertunjukan
estetis, tetapi juga berfungsi sebagai media penyampaian pesan moral, filosofi kehidupan, dan spiritualitas
yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-11-18

How to Cite

Lailla Putri Anggita Dewi, Faidah, M., Kusstianti, N., & Usodoingtyas, S. (2024). KAJIAN BENTUK DAN MAKNA TATA RIAS TARI BEDHAYA ANGRON AKUNG GAYA PURA PAKUALAMAN DI YOGYAKARTA. Jurnal Tata Rias, 13(3), 261–269. https://doi.org/10.26740/jtr.v13n3.64464
Abstract views: 119 , PDF Downloads: 107

Most read articles by the same author(s)

<< < 6 7 8 9 10 11 12 13 14 > >>