Solidaritas Internal Kelompok Masyarakat Teluk Kumai Barat dalam Konflik Tanah Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dengan PT PELINDO III Surabaya
Abstract
Abstract
The Conflict is an inseparable part of complex social life. According to Coser, conflict cannot be interpreted negatively or produce bad things. In his definition, Coser states that conflict involves disputes related to values, status, power, and inadequate resources. One of the conflicts between hundreds of heads of families who occupy houses on Jalan Teluk Kumai Barat, Tanjung Perak Surabaya, with PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) is related to land disputes. In this case, research using Coser's Conflict Theory is relevant and useful for understanding the dynamics of conflict and the positive implications that may occur in the resolution process. The qualitative approach used in the study allows for a deeper disclosure of changes in social structure and internal solidarity of the communities involved. Based on the results of the study, it can be concluded that the conflict that occurred between residents and PT Pelindo III is a realistic conflict rooted in the struggle for land rights and the survival of residents. This conflict is instrumental, directed, and carried out through legal channels and organized actions, with the aim of obtaining real recognition and protection of citizens' rights from the state. In addition, this conflict not only causes tension, but also functions as a means of strengthening social ties and forming a more solid and democratic community structure.
Keywords: Land Disputes; Solidarity; Conflict,
Abstak
Konflik adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang kompleks. Menurut Coser konflik tidak dapat dimaknai secara buruk atau menghasilkan hal yang buruk. Dalam definisinya, Coser menyatakan bahwa konflik melibatkan perselisihan terkait nilai-nilai, status, kekuasaan, dan sumber daya yang kurang memadai. Salah satu konflik antara ratusan kepala keluarga yang menempati rumah di jalan Teluk Kumai Barat, Tanjung Perak Surabaya, dengan PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) terkait dengan.sengketa lahan. . Dalam hal ini, penelitian yang menggunakan Teori Konflik oleh Coser menjadi relevan dan bermanfaat untuk memahami dinamika konflik serta implikasi positif yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaiannya. Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian tersebut memungkinkan pengungkapan lebih mendalam mengenai perubahan struktur sosial dan solidaritas internal masyarakat yang terlibat. erdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa konflik yang terjadi antara warga dan PT Pelindo III merupakan konflik realistis yang berakar pada perebutan hak atas tanah dan keberlangsungan hidup warga. Konflik ini bersifat instrumental, terarah, dan dijalankan melalui jalur legal serta aksi-aksi terorganisir, dengan tujuan memperoleh pengakuan dan perlindungan hak-hak warga secara nyata dari negara.Selain itu, konflik ini tidak hanya menimbulkan ketegangan, tetapi juga berfungsi sebagai sarana penguatan ikatan sosial dan pembentukan struktur komunitas yang lebih solid dan demokratis
Kata Kunci: Sengketa Lahan; Solidaritas; Konflik,
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section

