Persepsi Guru Mata Pelajaran IPS dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Sidoarjo
DOI:
https://doi.org/10.26740/penips.v3i3.56021Keywords:
persepsi, faktor penghambat, kurikulum merdekaAbstract
Perkembangan pada abad 21 mempengaruhi perkembangan dunia pendidikan, pendidikan memiliki peran serta taggung jawab yang sangat penting untuk dapat mengatasi dan menjawab permasalahan yang muncul. Pemerintah pun meluncurkan upaya untuk dapat mempersiapkan genersi selanjutnya, salah satu upaya pemerintah yaitu meluncurkan kurikulum merdeka belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru mata pelajaran IPS dalam implemetasi kurikulum merdeka belajar serta untuk mengetahui kendala atau faktor penghambat dalam implementasi kurikulum merdeka belajar di SMP Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatori dan mengunakan metode penelitian survei dengan teknik pengumpulan datanya melalui kuisioner cetak maupun berbantuan google form. Sampel penelitian ini adalah guru IPS di SMP Sidoarjo yang tergabung dalam MGMP IPS Sidoarjo berjumlah 92 guru IPS. Teknik analisis data dengan analisis kuantitatif deskriptif yang disajikan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan persepsi guru mata pelajaran IPS dalam implementasi kurikulum merdeka di SMP Sidoarjo menunjukkan hasil sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai terletak pada interval skor 87,75 < X, dimana pada interval skor tersebut secara rinci menunjukkan diperoleh 66% (61 guru) memiliki persepsi sangat baik, 32% (29 guru) memiliki persepsi baik, 0% (0 guru) memiliki persepsi cukup baik, 2% (2 guru) memilki persepsi tidak baik dan 0% (0 guru) memiliki persepsi sangat tidak baik. Persepsi guru mata pelajaran IPS menunjukkan respon atau hasil yang positif. Dalam kendala atau faktor penghambat implementasi kurikulum merdeka belaja diperoleh diperoleh 91% (84guru) memiliki hambatan, 9% (8 guru) tidak memiliki hambatan, disimpulkan bahwa faktor penghambat implementasi kurikulum merdeka belajar masih banyak guru yang menemui hambatan dalam pengimplementasian kurikulum merdeka belajar seperti keterbatasan referensi, kurangnya daya dukung pembelajaran/sarpras.