Praktik Sosial Kolektor Keris Di Kabupaten Jombang
Abstract
Keris sebagai identitas bangsa, khususnya masyarakat Jawa tidak lagi dipercaya oleh masyarakatnya sendiri. Keris menjadi sebuah fenomena saat ini karena posisinya yang berada diantara benda pusaka yang bersifat mistis dengan masyarakat yang positivis. Pemaknaan keris tersebut pun beragam, beberapa kolektor memanfaatkan fungsi keris sesuai dengan tuah yang ada dalam keris. Sehingga orang yang memaknai keris itu bertuah dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang menyimpang dari norma agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan analisis teori praktik sosial Pierre Bourdieu. Penelitian ini menemukan ada banyak kolektor yang mempercayai hingga memanfaatkan tuah keris. Peneliti mengelompokkan temuan tersebut kedalam tiga kategori kepercayaan terhadap keris, yakni sebagai pesugihan, pengaruh derajat serta dapat mendatangkan ajal. Kemudian dari pemaknaan tersebut berkaitan pula dengan masyarakat santri dan masyarakat positivis dalam mempengaruhi posisi keris saat ini. Temuan lainnya dalam penelitian ini bagaimana kolektor melakukan praktik terhadap pemaknaan keris tersebut, termasuk habitus, modal serta ranah kolektor keris. Kolektor membangun sendiri modal-modal yang dimiliki untuk ikut bersaing ke ranah perkerisan.