Hegemoni Perusahaan Terhadap Buruh di PT Maspion 1
Abstract
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang hegemoni yang dilakukan Maspion sebagai perusahaan terhadap buruh. Buruh dalam penelitian ini merupakan buruh yang mengalami hegemoni yang ditandai dengan tidak adanya perlawanan/demo meskipun hak normatif buruh dilanggar. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi obyektif buruh dan menjelaskan praktik hegemoni perusahaan terhadap buruh di Maspion 1. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori hegemoni Antonio Gramsci. Hegemoni bukan hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan, melainkan hubungan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik dan ideologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buruh mengalami hegemoni dengan adanya rasa hutang budi dan bangga, dan tidak adanya aksi perlawanan meskipun adanya pengabaian hak normatif. Hegemoni berlangsung dengan cara penanaman rasa hutang budi, diberikannya bonus, promosi jabatan, dan melalui forum-forum yang dipimpin manajemen dan pengurus SPSI sebagai aktor intelektual hegemoni. Hegemoni tersebut dilakukan oleh perusahaan terhadap buruh mencakup hegemoni moral, sosial, budaya yang dilakukan dengan cara kepemimpinan intelektual dan moral.
Kata Kunci : Buruh, Hegemoni, Gramsci
Abstract
This study discusses the hegemony of Maspion as a company against workers. The workers in this study were workers who corrected hegemony which was marked by the absence of resistance / demonstration as the normative rights of workers were violated. The purpose of this study is to discuss the objective of workers and explain the practice of corporate hegemony towards workers in Maspion 1. This study uses qualitative research using Antonio Gramscis theory of hegemony. Hegemony is not a relationship of domination by using power, asking for relations with political leadership and ideology. The results of the study prove that workers agree with hegemony with a sense of trust and pride, and no resistance against the existence of neglect of normative rights. Hegemony continues by gathering a sense of borrowing, giving bonuses, promotion, and through forums led by management and SPSI administrators as intellectual actors of hegemony. This hegemony is carried out by companies towards workers who are equipped with moral, social, and cultural hegemony carried out by means of intellectual and moral leadership.
Keywords : Worker/Laborer, Hegemony, Gramsci