STUDI FENOMENOLOGI: PENGALAMAN SELF DIAGNOSIS PADA REMAJA PEREMPUAN

Authors

  • Youwanda Hazari Universitas Negeri Surabaya
  • Fitrania Maghfiroh Universitas Negeri Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.26740/cjpp.v12n02.p647-662

Keywords:

Self diagnosis, Remaja Perempuan, Kesehatan Mental, Literasi Digital

Abstract

Self-diagnosis kesehatan mental menjadi fenomena yang semakin umum di kalangan remaja perempuan, terutama dengan kemudahan akses informasi melalui internet. Namun, perilaku ini menimbulkan kekhawatiran karena tidak selalu didasarkan pada pemahaman yang tepat dan dapat memengaruhi cara individu menangani kondisi psikologisnya. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana remaja perempuan membentuk pengalaman dan makna di balik tindakan self-diagnosis yang mereka lakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi fenomenologi. Subjek penelitian adalah remaja perempuan berusia 17–21 tahun yang melakukan self diagnosis kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur, sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku self diagnosis dipengaruhi oleh interaksi antara faktor personal, lingkungan digital (kemudahan akses informasi melalui internet), serta pengaruh sosial. Teori Kognitif Sosial memberikan kerangka yang komprehensif dalam memahami perilaku ini sebagai respons terhadap kondisi sosial-psikologis yang kompleks dan saling berinteraksi. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya peningkatan literasi digital dan kesehatan mental, serta perlunya penelitian lebih lanjut terkait pengaruh faktor budaya, usia, dan tingkat pendidikan terhadap perilaku self diagnosis di era digital.

Abstract

Self-diagnosis of mental health is becoming an increasingly common phenomenon among adolescent girls, especially with the ease of access to information via the internet. However, this behavior raises concerns because it is not always based on proper understanding and can affect how individuals deal with their psychological conditions. This study was conducted to understand how adolescent girls shape the experiences and meanings behind their self-diagnosis actions. This study used a qualitative approach with a phenomenological study design. The subjects of the study were adolescent girls aged 17–21 years who had self-diagnosed their mental health in the past 12 months. Data collection was carried out through semi-structured interviews, while the data analysis technique used thematic analysis. The results of the study indicate that self-diagnosis behavior is influenced by the interaction between personal factors, the digital environment (ease of access to information via the internet), and social influences. Social Cognitive Theory provides a comprehensive framework for understanding this behavior as a response to complex and interacting socio-psychological conditions. This study recommends the importance of increasing digital literacy and mental health, as well as the need for further research related to the influence of cultural factors, age, and education level on self-diagnosis behavior in the digital era.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Afrilia, C. (2024). Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja Tantangan dan Solusi.

Affandi, A. A., & Dewi, K. S. (2024). Risiko penurunan kondisi kesehatan mental pada remaja pengguna media sosial yang melakukan self-diagnose. Suksma: Jurnal Psikologi Universitas Sanata Dharma, 5(1), 51–60.

Ahmed, A., & Stephen, S. (2017). Self-diagnosis in psychology students. The International Journal of Indian Psychology, 4(2).

Akbar, M. F. (n.d.). Analisis pasien self-diagnosis berdasarkan internet pada fasilitas kesehatan tingkat pertama.

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). APA Publishing.

Anxiety & Depression Association of America. (2025). Women and Mental Health. www.adaa.org

Ardiansyah, S., Tribakti, I., Suprapto, Yunike, Y., Febriani, I., Saripah, E., Kuntoadi, G. B., Zakiyah, Z., Kusumawaty, I., Muji, R., Putra, E. S., Kurnia, H., Narulita, S., Juwariah, T., & Akhriansyah, M. (2023). Kesehatan Mental.

Arifia, R. (2021). Gender Gaps in Mental Health: A Global Perspective. Jakarta: PSK Research.

Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Komunikasi dan Teknologi Informasi di Kota Surabaya.

Bandura, A. (1986). Social Foundations of Thought and Action: A Social Cognitive Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman.

Bandura, A. (2001). Social cognitive theory of mass communication. Media Psychology, 3(3), 265–299. https://doi.org/10.1207/S1532785XMEP0303_03

BKKBN. (2021). Profil Remaja Indonesia 2021. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Campbell, O., et al. (2021). Gender, Mental Health and Neurobiology. Journal of Women's Health Psychology, 8(3), 115–129.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Dewi, E. M. P., Sari, R., Lestari, D. R., Muqaddimah, M. N., & Sam, M. M. (2022). Psikoedukasi self diagnose: Kenali gangguan anda sebelum menjudge diri sendiri. PENGABDI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat, 3(1), 19–26.

Dimock, M. (2019). Defining generations: Where Millennials end and Generation Z begins.

Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan Mental.

Farhan, S. R., Nuryani, R., & Lindasari, S. W. (2024). Self diagnose dan tingkat kecemasan pada mahasiswa keperawatan : Studi korelasional. Holistik Jurnal Kesehatan, 18(3), 328–334. https://doi.org/10.33024

Fiantika, F. R., & Maharani, A. (2022). Metodologi penelitian kualitatif.

Fox, N. J., Ralston, R., Cooper, J., & Jones, R. (2021). Self-diagnosis in the digital age: The influence of online information on mental health perceptions. Journal of Mental Health and Media, 7(2), 85–101. https://doi.org/10.1016/j.jmhmedia.2021.100102

Gobel, S. A. M., Lusiana, E., & Dida, S. (2023). Mental health promotion: Stop self-diagnosing through social media. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education, 11(1), 71–81. https://doi.org/10.20473/jpk.V11.I1.2023.71-81

Handayani, E. S. (2022). Kesehatan mental. Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin.

Hardiansyah, Z. (2022). 2 Link Kalkulator kesehatan mental online yang tengah ramai di TikTok.

Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi kelima). Erlangga.

I-NAMHS. (2022). Indonesia National Adolescent Mental Health Survey Report. FK-KMK UGM & Kemenkes RI.

Ismail, N. A., Kusumaningtyas, I., & Firngadi, M. S. K. (2023). Self‑diagnose is associated with knowledge and attitude towards mental illness of university students in Indonesia. The Egyptian Journal of Neurology, Psychiatry and Neurosurgery, 59(162), 1–9. https://doi.org/10.1186/s41983-023-00760-1

Jayanti, S., & Adim, A. K. (2024). Konsep diri self-diagnosis anxiety mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Telkom. Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Sosial Dan Informasi, 9(4), 866–883. https://doi.org/http://dx.doi.org/ 10.52423/jikuho.v9i4.322 866

Kahija, Y. La. (2017). Penelitian fenomenologis jalan memahami pengalaman hidup. PT KANISIUS.

Kaplan, H. I., & Sadock, B. J. (2015). Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry (11th ed.). Lippincott Williams & Wilkins.

Luszczynska, A., Scholz, U., & Schwarzer, R. (2005). The general self-efficacy scale: Multicultural validation studies. The Journal of Psychology, 139(5), 439–457. https://doi.org/10.3200/JRLP.139.5.439-457

Maskanah, I. (2022). Fenomena self-diagnosis di era pandemi COVID-19 dan dampaknya terhadap kesehatan mental. Journal of Psychological Students, 1(1), 1–10. https://doi.org/10.15575/jops.v1i1.17467

Nanda, S. (2024). Mengenal Gen Z, Generasi yang Dianggap Manja. https://www.brainacademy.id/blog/gen-z

Nesi, J. (2020). The impact of social media on youth mental health: Challenges and opportunities. North Carolina Medical Journal, 81(2), 116–121. https://doi.org/10.18043/ncm.81.2.116

Normansyah, N., Mulyana, D., & Mirawati. (2024). Mengungkap tren self-diagnosis Gen Z: Motif penggunaan kalkulator kesehatan mental di media sosial. Jurnal Praksis Dan Dedikasi (JPDS), 7(2), 196–205. https://doi.org/10.17977/um022v7i2p196-205

Nurdiana, N., & Rubino, R. (2024). Analisis self-diagnosis remaja dan implikasinya dalam komunikasi interpersonal terhadap orang tua. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 9(1), 81–89. https://doi.org/10.23916/084372011

Pratiwi, B. P. P. (2024). Gambaran bias kognitif pada adolescence yang melakukan self diagnose terhadap penyakit mental. Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(3), 205–212.

Prensky, M. (2001). Digital natives, digital immigrants. 9(5), 1–6.

Rahyubi, R. (2012). Teori-teori belajar dan aplikasinya dalam pembelajaran. Bandung: Nusa Media

Rawis, D., & Sitorus, F. K. (2023). Era post-truth dan perilaku self - diagnosis. Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Media Sosial ( JKOMDIS ), 3(3), 895–898. https://doi.org/https://doi.org/10.47233/jkomdis.v3i3.1309

Rickwood, D., Deane, F. P., Wilson, C. J., & Ciarrochi, J. (2008). Young people’s help-seeking for mental health problems. Australian e-Journal for the Advancement of Mental Health, 4(3), 218–251. https://doi.org/10.5172/jamh.4.3.218

Rofiah, C. (2023). Metode penelitian fenomenologi (konsep dasar, sejarah, paradigma, dan desain penelitian). Literasi Nusantara Abadi.

Salsabila, A., Amsah, D. G., Nadia, N., Simanjuntak, N. R., Nasution, S. A., Qauli, S., & Lubis, R. (2024). Periodisasi masa remaja dan ciri khasnya: Pubertas, remaja awal dan remaja akhir. Jurnal Inovasi Pendidikan, 7(5), 161–168.

Sugiyono, S. (2020). Metode penelitian kualitatif.

Suryana, E., Wulandari, S., Sagita, E., & Harto, K. (2022). Perkembangan masa remaja akhir (tugas, fisik, intelektual, emosi, sosial dan agama) dan implikasinya pada pendidikan. JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan), 5(6), 1956–1963.

Turner, A. (2015). Generation Z: Technology and social interest. The Journal of Individual Psychology, 71(2), 103–113. https://doi.org/https://doi.org/10.1353/jip.2015.0021 For

World Health Organization. (2015). Health for the world’s adolescents: A second chance in the second decade. https://apps.who.int/adolescent/second-decade/

Downloads

Published

2025-09-20

How to Cite

Hazari, Y., & Maghfiroh, F. (2025). STUDI FENOMENOLOGI: PENGALAMAN SELF DIAGNOSIS PADA REMAJA PEREMPUAN . Character Jurnal Penelitian Psikologi, 12(02), 647–662. https://doi.org/10.26740/cjpp.v12n02.p647-662
Abstract views: 1 , PDF Downloads: 0

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.